Kaki dan badannya sudah menua dan lelah. Namun, Ibu Siti tetap pergi ke ladang setelah mengantar anaknya yang paling kecil sekolah. Ibu Siti hanya mengambil singkong - singkong sisa disana untuk dibuat penganan yang bernama Gatot. Setelahnya makanan tersebut di jual ke warung untuk hidup sehari - hari. Bagaimana kisah sedih dan perjuangan Ibu Siti menghidupi dirinya serta satu orang anaknya yang masih mengenyam bangku Sekolah Dasar? Mari kita lihat.
Ibu Siti tinggal di daerah yang kering hampir sepanjang tahun. Untuk urusan air bersih dirinya harus mengambil dari tempat jauh dan berhemat air. Di pagi hari, biasanya si kecil anaknya yang dimandikan oleh dirinya dan melupakan kebersihan Ibu Siti sendiri. Untuk mengantar sang anak pun Ibu Siti harus berjalan kaki sejauh 2 Kilometer setiap harinya. Terkadang di tengah jalan si kecil mengeluh lelah dan tak bisa lanjut berjalan. Di sini lah Ibu Siti merasa sedih. Dirinya tak bisa memenuhi permintaan si kecil. Untungnya tetangga dan orang - orang yang kenal Ibu Siti kerap kali membantu dengan memberikan tumpangan kepada Ibu Siti dan anaknya. Kali ini Ibu Siti memilih untuk menemani sang anak. Mengapa? Karena sang anak masih sangat kecil dan berbahaya jika pulang pergi sekolah sendiri.
Hingga akhirnya di siang hari sepulang sang anak sekolah, Ibu Siti akan membawanya pergi ke ladang singkong. Mencari singkong - singkong sisa. Sang pemilik memang mengizinkan Ibu Siti untuk mengambil singkong. Namun, singkong yang diperbolehkan hanyalah singkong - singkong kecil dan tak bisa semuanya digunakan. Semua hal ini dilakukan Ibu Siti dengan ikhlas demi menyambung hidup. Sementara Ibu Siti memanen singkong, sang anak akan bermain - main di dekat Ibu Siti. Beberapa kali para kuli pencabut singkong di situ iba dengan keadaan Ibu Siti. Di hari yang terik dirinya harus mencabut singkong. Maka dari itu, beberapa kuli membantu Ibu Siti dengan suka hati. Setelah singkong terkumpul di karung, Ibu Siti beranjak pulang.
Tangan kecil sang anak terampil menguliti singkong dan membantu Ibu Siti menyelesaikan pekerjaannya. Setelah itu, Ibu Siti akan membuat beberapa bumbu sambil mencuci singkong yang sudah di kupas. Setelah di cuci bersih, singkong akan dikeringkan terlebih dahulu di panasnya matahari dan di rendam selama 2 hari. Setelah singkong tersebut lunak, singkong akan dikukus dan di campur dengan kelapa parut. Setelahnya makanan tersebut siap dihidangkan. Setelah membuat Gatot, Ibu Siti masih harus mengambil air di tempat penampungan yang berjarak cukup jauh. Tak jarang dirinya jatuh bangun membawa jerigen penuh air yang berat. Semua dilakukan demi usaha kecil - kecilannya bisa berjalan dan sang anak bisa tetap hidup. Walaupun jauh dari kata layak.
Ketika malam pun Ibu Siti masih setia menemani anak belajar. Sebenarnya, dulu sudah lama sekali suami Ibu Siti pergi merantau ke kota dan tak kembali. Sang anak pertama pun pergi mencari ayahnya. Namun, sang anak entah kemana dan tak kembali juga. Kini Ibu Siti hanya bisa berharap kepada anak terakhirnya yang masih kecil agar bisa merawat dirinya kelak. Tubuh tuanya sudah tak mampu berbuat banyak
Baca Sumber
0 Comments for "Ibu Ini Selalu Mengorek Singkong Sisa di Perkebunan. Alasan Dibaliknya, Bikin Netizen Meneteskan Air Mata"